Pengkaderan merupakan proses mendasar dalam membangun dan memelihara eksistensi pada setiap organisasi.

Proses ini tidak hanya mencakup perekrutan anggota baru, tetapi juga pembinaan, pengembangan, dan penyiapan generasi penerus yang akan memimpin persyarikatan di masa mendatang.

Dalam konteks persyarikatan Muhammadiyah, pengkaderan menjadi semakin penting mengingat dinamika perubahan yang semakin cepat dan kompleks.

Di persyarikatan Muhammadiyah, secara sosiologis ada beberapa tipe atau jenis kader antara lain :

Pertama, kader biologis. Yaitu seseorang yang lahir dari keluarga Muhammadiyah. Secara cultur dan amaliah, mereka menggunakan tata cara Muhammadiyah. Realitasnya, tidak semua kader biologis meningkat menjadi kader ideologis yang turut menggerakkan Muhammadiyah.

Kedua, kader ideologis dan aktivis. Yaitu orang-orang yang ber-Muhammadiyah karena sejak lama ikut dalam kegiatan dan pendidikan kader. Kelompok ini tinggal mengasah konsistensinya dalam menjadi motor penggerak persyarikatan.

Ketiga, kader honoris. Orang yang ber-Muhammadiyah karena bekerja di AUM. Kelompok ini terbagi menjadi 2 kelompok. Mereka yang kemudian berproses menjadi kader ideologis dan kelompok yang hanya memanfaatkan Muhammadiyah secara ekonomi.

Keempat, kader simpati. Yaitu orang yang menyukai kegiatan Muhammadiyah tapi belum mengenal Muhammadiyah secara mendalam. Kadang mereka mengenal Muhammadiyah dari dunia maya, jadi pemahaman terhadap manhaj tarjih Muhammadiyah perlu di tingkatkan.

Kelima, kader parasit. Numpang tenar. Mereka yang mengaku dan bangga ber-Muhammadiyah karena merasa memiliki kepandaian intelektual yang baik sehingga dapat menangkap pergerakan Muhammadiyah yang dianggap realistis. Tapi diajak berjuang membesarkan persyarikatan banyak argument untuk menghindar. Kelompok ini terampil dalam memanfaatkan Muhammadiyah

Keenam, kader struktural,  Mereka adalah orang-orang yang berada di struktur kepengurusan Muhammadiyah, mereka bisa jadi merupakan campuran dari berbagai latar belakang jenis kader.

Walaupun sudah di struktur, belum ada jaminan bermanhaj tarjih Muhammadiyah.

Namun demikian, siapaun dia dan apapun latar belakangnya apabila ingin berkhidmad di Muhammadiyah, maka diperbolehkan.

Maka menjadi tugas kepengurusan Muhammadiyah adalah untuk bisa menyantuni mereka dan memastikan untuk ber manhaj tarjih Muhammadiyah.

admin

By admin

Berita Terkait