Buya Syafii Maarif pernah berkata, “ Ciri Muhammadiyah adalah terus masih akan rapat walaupun sehari sebelum kiamat”.
Hal tersebut menegaskan bahwa Muhammadiyah memang sebuah gerakan dakwah yang merasa perlu untuk senantiasa melakukan koordinasi.
Disarikan dari buku Manajemen Kepemimpinan Di Cabang Ranting Muhammadiyah bisa di rumuskan sedikitnya ada 5 Syarat Cabang dan Ranting Muhammadiyah Menjadi Unggul.
Pertama, Adanya struktur kepengurusan ditingkat Cabang dan Ranting. Yang perlu di pahami kepemimpinan Muhammadiyah itu bersifat kolektif kolegial. Struktur harus mampu menggerakkan dan bergerak bersama pimpinan dan ketua majlis/lembaga lainnya.
Kedua, adanya rapat atau pertemuan rutin mingguan, dwi mingguan dan, atau bulanan. Pada setiap pertemuan senantiasa membahas program yang telah di susun, membuat kebijakan dan juga terus melakukan aksi/berkegiatan
Ketiga, terselenggaranya sebuah taklim/pengajian yang mengkaji atau mendiskusikan produk produk Majlis tarjih Muhammadiyah dan berbagai keputusan persyarikatan. Pengajian tarjih bersifat wajib, karena hal tersebut dapat sebagai pembeda, ideologisasi dan sosialisasi produk produk dari majlis tarjih Muhammadiyah.
Keempat, Menjalin koordinasi, sinergi dan kerjasama dengan ortom. Aisyiah menjadi patner utama disamping ortom, AMM dan juga AUM. Masjid harus menjadi basis gerakan dan kaderisasi. Kader Muhammadiyah senantiasa membangun jejaring dengan pemerintah, NGO, dan juga ormas yang lain.
Kelima, Tahapan ini juga penting dilakukan yakni, evaluasi. PCM/PRM setelah menetapkan target harus senantiasa melakukan monitoring dan evaluasi. Pimpinan harus memastikan program yang telah disusun dapat berjalan dengan baik dan juga mengidentifikasi hambatan atau kendala yang dihadapi.
Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang bercita-cita dan bekerja untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Semoga para pimpinan Muhammadiyah memahami hal tersebut dan senantiasa bergerak dan menggerakkan dakwah.