FOMO (fear of missing out) adalah perasaan cemas yang dirasakan ketika mengira orang lain mengetahui lebih banyak, memiliki kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih menarik daripada kita.

FOMO dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti kekecewaan ketika melihat foto pesta yang kita tidak diundang, atau rasa sedih ketika melihat teman-teman  memposting tentang liburan, healing, makan makan dan yang lainnya.

Dilihat dari perspektif psikologi, fenomena Fear of Missing Out merupakan ketakutan atau kecemasan tidak terhubung, ketinggalan atau terlewat pengalaman yang dinikmati oleh orang lain.

Salah satu penyebab FOMO yaitu intensitas penggunaan media sosial. Berkembangnya teknologi  saat ini menjadikan kita dapat dengan mudah menerima jutaan informasi di luar sana, contohnya melalui Instagram, X, Tik tok.

Aplikasi tersebut mempunyai fitur-fitur yang mendukung untuk update video/foto, seperti fitur instastory yang penuh dengan postingan rutinitas para pengguna. Dari sinilah, kita sebagai viewer, dapat memicu munculnya perasaan cemas lalu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan atau bahagia.

Untuk mengatasi FOMO berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa di lakukan:

Pertama, Kurangi penggunaan media sosial (setidaknya untuk sementara)

Log out dari media sosial selama beberapa jam, satu hari, seminggu, atau bahkan sebulan. Media sosial dapat menjadi sumber FOMO utama, jadi mengambil jeda dapat  mengurangi pengaruh tersebut akan sangat membantu. Tinggalkan yang kira kira kurang bermanfaat.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ   :(( مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ)).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: Rasululah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.[HR.  at-Tirmidzi)

Kedua, Bersyukur dan Qanaah.

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. An Nahl: 18).

Sungguh besar nikmat Allah, maka kita gunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat. Qanaah adalah sikap merasa cukup dan bersyukur atas apa yang diterima, serta tidak merasa khawatir atau risau.

Ketiga, Fokus pada diri sendiri

Rasulullah Shalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ، وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهَ فَهُوَ مَغْبُوْنَ، وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنَ ( رواه الحاكم)

“Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, (dan) barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan bahkan, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.”(HR. Hakim)

Sebenarnya tugas utama kita adalah bukan untuk selalu tampak lebih baik dari orang lain, namun tugas kita adalah bahwa hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Jadi dalam menghadapi fenomena Fear of Missing Out (FOMO), kita sebagai muslim diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai Islam yang mendasari kehidupan sehari-hari.

Dengan memperkuat hubungan dengan Allah, menghindari persaingan sosial yang negatif, dan membangun rasa syukur, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih tenang dan bermakna. Ingatlah bahwa kehidupan ini bukan tentang seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa baik kita menjalani dan bersyukur atas apa yang telah diberikan.

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *