Bantul – Pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Bantul menggelar Kajian Ahad Pagi Ramadan dengan tema “Tetap Istiqomah Meski Ramadan Telah Berlalu”. Kajian kali ini dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Sukamta, S.T., M.T., IPU., ASEAN Eng., di Masjid AR. Fachrudin, Bantul (30/03/2025). Dalam kajian tersebut, beliau menyampaikan pentingnya istiqomah (konsistensi) dalam beribadah, meskipun bulan Ramadan telah usai.

Menurut Prof. Sukamta, pemenang sejati Ramadan adalah mereka yang tetap istiqomah dalam menjalankan amal ibadah, meskipun tidak lagi berada dalam suasana suci Ramadan. “Ibarat lari maraton, yang menang adalah mereka yang bisa konsisten hingga garis finish,” ungkapnya. Istiqomah ini bukan hanya sekedar menjalankan kewajiban ibadah, tetapi juga menyempurnakan perilaku menjadi lebih baik, mengubah kebiasaan buruk menjadi kebaikan, dan menambah kebaikan dalam diri.

Sebagai bentuk pengamalan ajaran Islam yang lebih mendalam, beliau mengutip pitutur Jawa yang mengajarkan tiga jenis puasa: Poso Rogo (menghindari makan), Poso Cipto (menghindari perbuatan buruk), dan Poso Roso (menghindari fitnah, ghibah, dan perbuatan yang merusak hubungan antar sesama). Ini menjadi pengingat bahwa puasa tidak hanya terbatas pada menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk dosa yang merusak jiwa dan hubungan sosial.

Kajian ini diakhiri dengan penegasan bahwa amal yang dicintai oleh Allah adalah amal yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sedikit, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadis riwayat Imam Muslim. “Konsistensi dalam beribadah adalah kunci untuk menjadi pribadi yang lebih baik, bukan hanya selama Ramadan, tetapi sepanjang hidup.”

Pada kesempatan ini, PCM/PCA Bantul membagikan selongsong ketupat sebagai bentuk apresiasi kepada jamaah. Ketupat sebagai simbol tradisi Idul Fitri yang kental dengan nilai kebersamaan dan saling memaafkan. Nilai ini senada dengan yang disampaikan Ustaz Sukamta membangun hubungan sosial yang baik.

Ketua PCM Bantul, Drs. H. Sumarno, MA., menjelaskan hal ini wujud apresiasi atas dukungan warga Muhammadiyah di wilayah PCM/PCA Bantul. “Selain berbagi, ketupat ini juga memiliki makna simbolis sebagai bentuk permohonan maaf kami, sebagai pengurus, kepada seluruh jamaah. Tradisi ngaku lepat (memohon maaf) ini kami harapkan dapat mempererat hubungan di antara kita,” ungkap Sumarno.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat solidaritas antara pengurus dan jamaah, serta menjadikan PCM/PCA Bantul semakin solid. Selongsong ketupat yang dibagikan diharapkan menjadi pengingat akan pentingnya silaturahim dan saling memaafkan, terutama menjelang perayaan Idul Fitri.
Semoga dengan acara ini, ukhuwah Islamiyah di wilayah PCM/PCA Bantul semakin terjalin erat, dan tradisi berbagi dalam semangat Ramadan semakin dirasakan oleh setiap jamaah.

dikdo

By dikdo

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *